SMPN 10 Pontianak Raih Prestasi di FTBI 2024

Pontianak: SMPN 10 Pontianak meraih prestasi yang membanggakan di Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tahun 2024. Mereka meraih juara 1 dalam lomba pantun berdendang dan juara 2 dalam lomba melucu, ini adalah pencapaian luar biasa. 

Tentunya ini juga menunjukkan bakat dan dedikasi para siswa serta bimbingan guru yang luar biasa. Semoga prestasi ini menjadi motivasi untuk terus berkarya dan mengharumkan nama sekolah di berbagai ajang lainnya.

Juara 1 lomba pantun berdendang di FTBI 2024 adalah pencapaian yang luar biasa, menunjukkan bahwa para siswa SMPN 10 tidak hanya memiliki keterampilan berpantun, tetapi juga mampu menyampaikannya dengan penuh penghayatan dan keindahan. Kemenangan ini bisa menjadi inspirasi bagi siswa lain untuk lebih mendalami seni berbahasa dan budaya.

Juara 2 lomba melucu di FTBI 2024 ini juga merupakan pencapaian yang sangat membanggakan, serta menunjukkan bahwa siswa dari SMPN 10 Pontianak tidak hanya memiliki bakat dalam berpantun, tetapi juga dalam seni komedi. Kemampuan untuk menghibur dan membuat orang lain tertawa adalah keterampilan yang berharga. Selamat kepada para siswa yang berhasil meraih prestasi ini, dan semoga dapat terus mengembangkan bakat mereka di bidang seni dan bahasa.

E. Amiruddin Aziz, Kepala Badan Bahasa, memberikan penghargaan kepada para juara dalam kegiatan FTBI Kalimantan Barat 2024. Dalam acara tersebut, ia memberikan sambutan yang menginspirasi, mengajak siswa untuk terus mencintai bahasa dan budaya lokal. 

Penghargaan ini bukan hanya sekadar pengakuan atas prestasi, tetapi juga dorongan untuk terus berkarya dan mengembangkan kemampuan berbahasa. Kegiatan seperti ini sangat penting untuk menjaga dan melestarikan kekayaan bahasa dan budaya di Indonesia.

Orang tua tentunya memiliki peran yang sangat penting dalam proses pengenalan bahasa ibu dan budaya kepada anak-anak. Mereka adalah contoh pertama yang diikuti anak-anak dalam berbahasa dan berbudaya. Ketika orang tua mengajarkan dan mempraktikkan bahasa ibu di rumah, mereka membantu anak-anak membangun fondasi yang kuat dalam berkomunikasi dan memahami budaya mereka.

Selain itu, guru di sekolah juga berperan krusial dalam melanjutkan proses ini. Mereka tidak hanya mengajarkan bahasa dan budaya, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pengembangan keterampilan berbahasa. Melalui kegiatan seperti lomba pantun, melucu, dan festival budaya, siswa dapat belajar untuk menghargai dan merayakan kekayaan bahasa dan budaya mereka.

Sinergi antara orang tua dan guru sangat penting dalam menciptakan generasi yang tidak hanya mahir berbahasa tetapi juga memiliki rasa bangga terhadap budaya mereka. Keterlibatan aktif dari kedua belah pihak dapat memberikan dampak yang positif dan berkelanjutan bagi perkembangan bahasa dan budaya di komunitas.