- By Doddy Junaidi Editor: Boyke Sinurat
- 05 Nov 2024
- 743
SMPN 10 Pontianak Raih Prestasi di FTBI 2024
Pontianak: SMPN 10 Pontianak meraih prestasi yang
membanggakan di Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tahun 2024. Mereka meraih
juara 1 dalam lomba pantun berdendang dan juara 2 dalam lomba melucu, ini
adalah pencapaian luar biasa.
Tentunya ini juga menunjukkan bakat dan dedikasi para siswa
serta bimbingan guru yang luar biasa. Semoga prestasi ini menjadi motivasi
untuk terus berkarya dan mengharumkan nama sekolah di berbagai ajang lainnya.
Juara 1 lomba pantun berdendang di FTBI 2024 adalah
pencapaian yang luar biasa, menunjukkan bahwa para siswa SMPN 10 tidak hanya
memiliki keterampilan berpantun, tetapi juga mampu menyampaikannya dengan penuh
penghayatan dan keindahan. Kemenangan ini bisa menjadi inspirasi bagi siswa
lain untuk lebih mendalami seni berbahasa dan budaya.
Juara 2 lomba melucu di FTBI 2024 ini juga merupakan
pencapaian yang sangat membanggakan, serta menunjukkan bahwa siswa dari SMPN 10
Pontianak tidak hanya memiliki bakat dalam berpantun, tetapi juga dalam seni
komedi. Kemampuan untuk menghibur dan membuat orang lain tertawa adalah
keterampilan yang berharga. Selamat kepada para siswa yang berhasil meraih
prestasi ini, dan semoga dapat terus mengembangkan bakat mereka di bidang seni
dan bahasa.
E. Amiruddin Aziz, Kepala Badan Bahasa, memberikan
penghargaan kepada para juara dalam kegiatan FTBI Kalimantan Barat 2024. Dalam
acara tersebut, ia memberikan sambutan yang menginspirasi, mengajak siswa untuk
terus mencintai bahasa dan budaya lokal.
Penghargaan ini bukan hanya sekadar pengakuan atas prestasi,
tetapi juga dorongan untuk terus berkarya dan mengembangkan kemampuan
berbahasa. Kegiatan seperti ini sangat penting untuk menjaga dan melestarikan
kekayaan bahasa dan budaya di Indonesia.
Orang tua tentunya memiliki peran yang sangat penting dalam
proses pengenalan bahasa ibu dan budaya kepada anak-anak. Mereka adalah contoh
pertama yang diikuti anak-anak dalam berbahasa dan berbudaya. Ketika orang tua
mengajarkan dan mempraktikkan bahasa ibu di rumah, mereka membantu anak-anak
membangun fondasi yang kuat dalam berkomunikasi dan memahami budaya mereka.
Selain itu, guru di sekolah juga berperan krusial dalam
melanjutkan proses ini. Mereka tidak hanya mengajarkan bahasa dan budaya,
tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pengembangan
keterampilan berbahasa. Melalui kegiatan seperti lomba pantun, melucu, dan
festival budaya, siswa dapat belajar untuk menghargai dan merayakan kekayaan
bahasa dan budaya mereka.
Sinergi antara orang tua dan guru sangat penting dalam
menciptakan generasi yang tidak hanya mahir berbahasa tetapi juga memiliki rasa
bangga terhadap budaya mereka. Keterlibatan aktif dari kedua belah pihak dapat
memberikan dampak yang positif dan berkelanjutan bagi perkembangan bahasa dan
budaya di komunitas.

